Kamis, 16 Juni 2011

KULIAH LAPANG DENDROLOGI KEBUN RAYA BOGOR


BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan etnik budaya dan sumber daya hayati yang tinggi, baik melalui proses alami atau pun buatan manusia. Semua ini membentuk suatu tatanan yang indah dan pertamanan yang beragam. Kebun Raya Bogor tidak hanya sebagai bentuk kekayaan alami milik bangsa tetapi juga merupakan salah satu bentuk warisan budaya bangsa yang perlu untuk dipelajari, dilestarikan, dan dibanggakan, serta memiliki nilai budaya dan estetika yang tinggi hingga saat ini. Kebun Raya Bogor merupakan miniatur dari keanekaragaman Indonesia dan an menarik karena Kebun Raya Bogor  tersebut merupakan warisan budaya.
Kebun Raya Bogor memiliki beberapa manfaat dan fungsi diantaranya sebagai berikut:
Ø  Sebagai sarana konservasi ex-situ
Ø  Sebagai sarana penelitian
Ø  Sebagai sarana penunjang pendidikan 
Ø  Sebagai sarana tempat wisata alam

1.2              Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah lapang ini antara lain :
Ø  Melihat berbagai macam pohon secara lebih dekat
Ø  Mengenal, mengerti dan dapat mengidentifikasi beberapa pohon yang ada di Kebun Raya Bogor



BAB II
SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR

Kebun Raya Bogor dibangun oleh pemerintahan Belanda saat Indonesia masih dijajah Belanda. Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen,Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg.
Kebun Raya Bogor diawasi langsung di bawah kelembagaan LIPI. Pada awalnya luas Kebun Raya Bogor hanya mencapai 47 hektar. Namun dengan seiringnya perkembangan zaman, luas Kebun Raya Bogor sekarang mencapai 87 hektar. Kebun Raya Bogor memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan tropika dataran rendah basah dengan curah hujan 3000-4000 mm/tahun, ketinggiannya mencapai 260 mdpl. Pada tahun 2006 tercatat Kebun Raya Bogor memiliki 222 suku, 1257 marga, 3423 spesies dan 13.684 individu yang ditanam.
Kebun Raya Bogor juga memiliki beberapa cabang yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa diantaranya adalah Kebun Raya Cibodas (1852), kabupaten Cianjur. Luas Kebun Raya Cibodas mancapai 120 hektar dengan ketinggian 1400 mdpl dan memiliki koleksi tumbuhan tropika pegunungan basah dan subtropic. Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan Jawa Timur (1941) luas Kebun Raya ini mencapai 87 hektar dengan ketinggian 250 mdpl, dan memiliki koleksi tumbuhan tropika dataran rendah kering. Kebun Raya Bali yang bernama resmi Kebun Raya "Eka Karya" Bali (KREKB), merupakan salah satu dari empat kebun raya yang saat ini sudah ada di tanah air. Meski merupakan yang termuda (diresmikan 15 Juli 1959, Red), namun KREKB merupakan kebun raya terluas dengan areal mencapai 157,5 hektar. Dengan ketinggian mencapai 1400 mdpl dan memiliki koleksi tumbuhan tropika pegunungan beriklim kering. Tidak hanya itu, terdapat juga cabang kebun raya yang tidak terlalu terkenal yaitu Kebun Raya Batu Raden  dan Kebun Raya Sibolangit.





BAB III
METODOLOGI



3.1       Waktu dan Tempat
Kuliah lapang  ini dilaksanakan satu kali, pada tanggal 27 Desember 2010, berlokasi di Kebun Raya Bogor, Bogor.

3.2       Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kuliah lapng ini adalah alat tulis, buku lapang, alat dokumentasi, dan perlengkapan pribadi lainnya.

3.3       Metode Penulisan
Dalam pengamatan kali ini dilakukan di lokasi Kebun Raya Bogor. Di sini kami menggunakan metode karya wisata. Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan mahasiswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Disana kami didampingi dosen dan asisten praktikum yang membantu mahasiswa dalam mengamati morfologi pohon. Pengamatan dilakukan pada  beberapa suku pohon yang berada di Kebun Raya Bogor. Diantaranya adalah suku Fabaceae, Pandanaceae, Podocarpaceae, Soneratiaceae, Clusiaceae, Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Gnetaceae, Burseraceae, Pinaceae, Sapindaceae, Apocynaceae, Sapotaceae, Thymelaeaceae dan lain-lain.

BAB IV
HASIL OBSERVASI
                                                                     

Kebun Raya Bogor ada di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Benda budaya yang memiliki usia lebih dari 50 tahun disebut Cagar Budaya. Indonesia merupakan salah satu jajahan Inggris, hal ini yang membuat Indonesia mempunyai banyak sekali kebun raya karena orang inggris mementingkan pendidikan dan keindahan alam. Kebun Raya Bogor ini dibuat berpetak-petak agar dapat mempermudah dalam pengelompokannya.
Di sini kami mengamati beberapa suku pohon yang berada di Kebun Raya Bogor dan ada di antaranya yang sudah termasuk dalam praktikum dalam kuliah kami.  Suku pohon itu antara lain :

1.      Fabaceae
Fabaceae adalah nama botani untuk sebuah family tumbuhan besar, yang terdiri dari tiga subfamili, yaitu Caesalpinioideae, Mimosoideae, Lotoideae. Fabaceae mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, pohon berdaun majemuk, kecuali pada marga Inocarpus, berdaun tunggal, berseling, berdaun penumpu, buah polong (legum), merekah atau tidak merekah. Pada pengamatan kali ini terdapat spesies-spesies dari famili Fabaceae, yaitu :
*      Koompassia excelsa (Kempas), komposisi daun mejemuk ganda satu ganjil, batang silindris dan mulus. Tersebar di daerah Sumatra dan Kalimantan. Hal yang menarik dari jenis ini adalah tumbuhan ini biasanya sebagai sarang madu lebah dan banirnya yang khas dan bagus yang dikarenakan genetik dan ada yang berpendapat banirnya yang khas terbentuk karena proses adaptasi terhadap lingkungan yang labil dan berair. Banir ini  berfungsi untuk memperkokoh pohon. Tetapi sayang belum ada yang dapat memanfaatkannya, sehingga banir ini menjadi limbah.
*      Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth., yang dikenal dengan nama lokal Asam Londo, banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat.
*      Bauhinia varigata, tardapat nilai estetika pada bunganya. Tanaman ini kadang bisa tumbuh sendiri pada daerah-daerah yang teduh di daerah Banjarbaru, masyarakat menyebutnya bunga kupu-kupu karena bentuk daunnya.
*      Intsia bijuga,(Colebr), biasa dikenal dengan nama lokal Merbau. Tumbuhan ini memiliki ciri khas, dengan banir (akar papan) yang tinggi dan tebal. Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik bulat-bulat. Intsia bijuga kebanyakan tumbuh di daerah pantai, seringkali pada zona di belakang hutan bakau kebanyakan di temukan di  daerah Papua. Kayu merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air 15%) dan kuat (kelas kuat I-II).
*      Pterocarpus indicus, dengan nama lokal Angsana atau sono kembang adalah sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat. angsana menyukai lingkungan hutan hujan tropika. Secara alami, pohon ini ditemukan mulai dari Burma bagian selatan, melewati Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara hingga ke Pasifik barat, termasuk di Cina selatan, Kep. Ryukyu, dan Kep. Solomon.
*      Amherstia nobilis adalah tumbuhan tropika yang mempunyai estetika keindahan dari bunganya. Tumbuhan ini ada yang beracun dan ada yang tidak beracun.
*      Tamarindus indica, yang lebih dikanal dengan nama Asam Jawa. Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau. Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.
*      Acacia mangium, adalah tanaman kayu anggota dari marga Acacia yang banyak tumbuh di wilayah Papua Nugini, Papua Barat dan Maluku.  Tanaman ini pada mulanya dikembangkan ex-situ di Malaysia Barat dan selanjutnya di Malaysia Timur, yaitu di Sabah dan Serawak, karena menunjukkan pertumbuhan yang baik maka Filipina telah mengembangkan pula sebagai tanaman hutan.
*      Sindur (Sindora bruggemanii dan Sidora wallichii)
*      Sindora siamensis, batangnya tidak berbanir dan paling tinggi diantara fabaceae lainnya.
*      Albizia saman (Jacq), termbesi atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon  besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat melebar. Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Albizia Saman adalah spesies pohon berbunga dalam keluarga kacang polong. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar di seluruh daerah tropika. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya menghambat tumbuhan lain untuk berkembang.
*      Kedawung (Parkia timoriana) termasuk satu diantara 30 spesies tumbuhan obat langka Indonesia dengan status kelangkaan dan ancaman “jarang”. Pohon kedawung merupakan pohon raksasa hutan, batangnya besar, lurus dan tinggi di hutan, pohon ini merupakan salah satu jenis pohon yang tertinggi dibanding dengan jenis-jenis pohon-pohon yang lain di hutan. Umumnya pohon kedawung hidup di hutan pada lereng-lereng yang terjal.
*      Adenanthera pavonina, pohon saga adalah pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar pantropis. Tumbuhan ini juga mudah ditemui di pantai. Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya. Saga pohon (Adenanthera pavonina) berbeda dengan Saga rambat (Abrusprecatorius) yang mengandung racun. Saga pohon memiliki biji yang lebih besar berwarna merah terang, dengan batang pohon yang tinggi, dan daun yang lebih kecil. Bijinya mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif (biodiesel). Kayunya keras sehingga banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta mebel.
*      Cassia fistulata L. adalah biasanya tumbuh di hutan terbuka dan padang rumput pada dataran rendah. aunnya majemuk dengan 3-7 pasang pinak daun, pinak daun membundar telur-lonjong, agak menjangat, pangkal membaji lebar, ujung meruncing, permukaan atas berkilau, gundul bila matang dan bunga harum. Pohon ini tersebar di daerah tropik; di jawa sering dibudidayakan sebagai tanaman hias, di Filipina ditanam sebagai tanaman obat dan hias, dibudidayakan di seluruh Nugini.
*      Inocarpus vageferdis, Gayam merupakan satu-satunya angoota Fabaceae yang berdaun tunggal. Batangnya memiliki banyak percabangan. Selain itu dapat juga digunakan sebagai peneduh.
2.      Myrtaceae
Suku jambu-jambuan atau Myrtaceae merupakan kelompok besar tumbuh-tumbuhan yang anggota-anggotanya banyak dikenal dan dimanfaatkan manusia. Di dalamnya termasuk sejumlah tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman obat, serta tanaman industri. Pada pengamatan kali ini terdapat beberapa yang termasuk dalam suku ini:
*      Eucalyptus alba (Ampupu), penyebarannya terdapat di daerah NTT. Mimiliki cirri khas yaitu kulit batang mengelupas, stamen melimpah. Penyakit kanker pada tanaman ini menyebabkan batang menggelembung.
*      Syzygium polyanthum, yang sering dikenal dengan nama lokal salam, Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.

3.      Pandanaceae
Pandan-pandanan (Pandanus amarylifolius) dan Pandanus conoideus. Pandan ini memiliki sistem perakaran yang unik dan terlihat indah, percabangannya jelas diatas permukaan tanah. Akar tunjangnya membuat pandan ini banyak tumbuh di dekat pantai (hutan pantai). Pandan ini banyak terdapat di Papua dan dapat digunakan sebagai obat HIV, kebugaran, dan lain sebagainya. Dilidah, pandan ini terasa seperti minyak. Berwarna merah, dan agak mengental.

4.      Lecitidaceae
*      Barringtonia asiatica, Pohon berukuran kecil hingga sedang dengan ketinggian 7-20 (-30) m dan diameter 25-100 cm. Mahkota pohon berdaun besar dan rimbun. Kulit kayu abu-abu agak merah muda dan halus. Ranting tebal. Selain itu tumbuhan ini juga mempunyai stamen yang melimpah,daun tidak bertangkai(daun duduk). Buahnya berbentuk seperti lampu lampion dan bijinya beracun. Tumbuhan ini tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Barat. Tercatat di seluruh Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku.

5.      Sonneratiaceae
Pohon dengan daun tunggal, berhadapan, tepi rata, helai daun seperti kulit dan stipulate. Dan bunga berada di ujung ranting. Contoh jenis dari family ini antara lain :
*      Sonneratia caseolaris (Pedada) adalah sejenis pohon penghuni rawa-rawa tepi sungai dan hutan bakau, yang termasuk ke dalam suku Lythraceae (dulu, Sonneratiaceae). Akar pasak, tata daun opposite, tangkai daun merah jambu dan berdaging. Pedada diketahui menyebar luas, mulai dari Sri Lanka di barat, Asia Tenggara (Kamboja, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, Filipina, Timor Timur, Papua Nugini, hingga ke Australia, Kepulauan Solomon dan New Hebrides.
*      Duabanga, Berdasarkan floristic malanesia, marga Duabanga terdiri dari D. grandiflora, D. moluccana, dan D. sonneratioides. D. grandiflora dan D. sonneratioides penyebarannya secara geografis terdapat di Malaysia Barat (Semenanjung Malaya), Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara. Sedangkan D. moluccana di Malaysia Timur, Sulawesi, kep. Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Khusus di Nusa Tenggara Barat di Gunung Tambora Pulau Sumbawa jenis ini (Z). moluccana) tumbuhnya homogen.

6.      Dilleniaceae
*      Dillenia pteropoda, Sempur merupakan pohon yang memiliki banyak cabang. Daunnya mengelompok di ujung. Banyak terdapat bekas daun penumpu. Tepi daun bergerigi, tulang sekunder langsung ke tepi daun, dan batang serta rantingnya berbuku.

7.      Ebenaceae
Pohon dengan warna kulit batang hitam, sebagian anggota kayunya berwarna hitam, daun tunggal, berselingsatu bidang, tebal seperti kulit, helaian berbintik-bintik zat arang, uniseksual, bunga tunggal dan majemuk. Dalam pengamatan kali ini terdapat contoh jenis dari family ini, yaitu:
*      Diospyros discolor, memiliki beberapa nama lokal antara lain yaitu bisbul, solomo dan buah mentega. Bisbul berasal dari Filipina, di mana jenis ini ditemukan hidup liar di hutan-hutan primer dan sekunder dan juga dibudidayakan di pekarangan. Kini bisbul telah menyebar di berbagai negeri tropis, termasuk Indonesia.

8.      Arecaceae
Suku pinang-pinangan atau Arecaceae merupakan sekelompok tumbuhan berbunga yang banyak anggotanya memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia. Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati. Daun majemuk dan tersusun menyirip tunggal yang khas dan menjadi tanda pengenal yang paling mudah. Bunga tersusun dalam karangan yang bila masih muda terlindung oleh seludang bunga. Buahnya biasanya memiliki kulit luar yang relatif tebal, yang menutupi bagian dalam (mesokarpium) yang berair atau berserat. Pada pengamatan kali ini terdapat beberapa contoh jenis dari suku arecaceae, yaitu :
*      Livistona rotundifolia, palem ini sering disebut dengan Palem Sadeng. Bentuknya yang tinggi menjulang seperti pohon Kelapa, namun yang membedakan adalah cabangnya yang unik. Kemudian garis-garis hitam pada batang akibat lepasnya cabang yang sudah tua, memberi perbedaan dari palem lainnya. Palem ini bisa menjadi alternatif penanda area privat antara rumah kita dengan tetangga.
*      Oncosperma horridum,
*      Metroxylon sagu, merupakan tanaman monocarpic (usai berbuah atau berbunga akan mati). Sagu biasa tumbuh di tempat-tempat basah.
*      Arenga piñata
*      Borassus flabellifer, Lontar. Tumbuh di Indonesia Timur (daerah kering). Daun lontar dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kertas.
*      Elayus guinensis, Sawit. dikembangkan secara besar-besaran di Sumatera dan Kalimantan.
*      Rhaphidophora foraminifera.
*      Philodendron bipinnatifidum.




9.      Lauraceae
salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids. Suku ini banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang baik dan terdapat di daerah tropika.
*      Eusideroxylon zwageri, pohon Ulin yang dikenal juga dengan nama kayu besi merupakan tanaman khas Kalimantan yang keberadaannya saat ini sudah mulai rangka dan jarang ditemui, hal ini disebabkan oleh penebangan liar yang memanfaatkan pohan tersebut sebagai bahan bangunan atau sebagai atap shirap. Tanaman ulin memiliki bunga yang tumbuh pada ketiak daun yang dapat mengeluarkan bau harum. Kayu ulin mengandung zat extraktif berupa eusiderin.

10.  Araucariaceae
*            Araucaria hunstenii, adalah jenis Araucaria asli ke pegunungan dari Papua
Nugini . It is threatened by habitat loss . Hal ini terancam oleh hilangnya habitat .
*            Araucaria cunninghamii, Spesies ini ditemukan di pantai hutan hujan dari timur Australia dan di New Guinea . The trees can live up to 450 years and grow to a height of 60 metres. Pohon-pohon dapat hidup sampai 450 tahun dan tumbuh sampai ketinggian 60 meter. The bark is rough and splits naturally but does not peel. Kulit kayunya kasar dan perpecahan alami tetapi tidak mengelupas.

11.  Podocarpaceae
Podocarpaceae adalah satu famili besar dari konifer yang hidup di belahan Bumi selatan. Famili Podocarpaceae sangat beraneka ragam, baik dari segi morfologi maupun ekologi. Contoh jenis dari family ini, yaitu :
*      Podocarpus neriifolius dengan nama local Ki Putri adalah spesies konifer, Ia dapat ditemukan di India, Nepal, Cina, Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Filipina, Papua Nugini, Fiji, dan Kepulauan Solomon.
*      Podocarpus imbricatus, dengan nama lokal Jamuju, dapat tumbuh di hutan pegunungan > 500 mdpl (1000-2000 mdpl). Daun sisik, kayu halus keputih-putihan.

12.  Gnetaceae
*      Gnetum gnemon, dengan nama lokal Melinjo adalah tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Merupakan jenis peralihan, karena daun berupa angiospermae sedangkan buah dan batang gymnospermae. Tempat tumbuh tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl.



13.  Pinaceae
Daun berbentuk jarum, bagian pangkal dibungkus oleh selaput yang disebut fascicle. Buah kerucut dengan sisik kerucut berkayu masing-masing mengandung biji bersayap. Adapun contoh dari jenis ini yaitu:
*      Pinus caribaea, jenis pinus ini bersifat steril atau mandul, sehingga sulit untuk dibudidayakan.
*      Pinus merkusii, jenis pinus ini terdapat 2 daun jarum dalam 1 fesicle.

14.  Rubiaceae
Rubiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk dalam bangsa Gentianales. Ke dalamnya termasuk sejumlah tumbuhan penghasil alkaloid penting seperti kafein (dalam kopi yang dihasilkan dari beberapa jenis Coffea) dan kinina (dari kulit batang Cinchona). Adapun marga yang terdapat pada suku ini, yaitu:
*      Coffea robusta, dengan nama local kopi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:  habitus berupa perdu, tahunan dengan tinggi mencapai ± 5 m. Batang: Berkayu, keras, tegak, putih ke abu-abuan. Daun: Tunggal, bulat telur, mengkilat, ujung runcing, tepi rata, pangkal turnpul, panjang 5-15 cm, lebar 4-6,5 cm, pertulangan menyirip, langkai panjang 0,5-1 cm, hijau. Bunga majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, kelopak berbagi lima, hijau, mahkota bentuk bintang, putih, benang sari lima, tangkai sari putih, kepala sari hitam panjang putik ± 3 cm, kepala putik coklat, putih. Buah berbentuk bulat telur, diameter ± 5 mm, masih muda hijau setelah tua merah. Biji berbentuk bulat telur, berbelah dua, keras, putih kotor dan mempunyai akar tunggang dan berwarna kuning muda.
*      Adina fagifolia (Lasi), tumbuhan ini penghasil kayu. kayu ini mempunyai kekeringan yg bagus & berat jenis yg tergolong tidak terlalu berat. Warna kayu ini kuning tua , dengan corak kembang sedang , daya kekerasan sedang ,dengan serat yg berpadu. Tumbuh di area sekitar Sulawesi , Nusa Tenggara  kayu ini jika sudah di finishing sangat mewah & tergolong kayu mahal untuk di pakai alat musik, tetapi jarang ada yg tahu dan mulai ada pabrikan luar negeri yg memakainya untuk gitar atau bass.
*      Anthocephalus cadamba, dengan nama lokal Jabon. Tumbuhan ini penghasil kayu  dengan kelas awet V dan kelas keras III. Jabon ini dapat tumbuh sangat cepat. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan non-kontruksi, mebel dan bahan baku kayu lapis.
*      Cinchona succirubra, Kina dapat dijadikan sebagai obat malaria. Adapun ciri-ciri dari tumbuhan ini, pohon dengan tinggi ± 17 m. Batang berberkayu, bulat, coklat kehijauan, Daun tunggal, lonjong, hampir bulat, tepi rata-ujung dan pangkal tumpul, panjang 15-35 cm, lebar 9-23 cm, pertulangan menyirip, masih muda hijau setelah tua merah. Buah kotak, lonjong, keras, coklat muda.
Biji kecil, hitam, dan berakar tunggang dan berwarna coklat keputih-putihan.
*      Horsfielda iryagedhi


15.  Moraceae
Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Rosales, klad eurosids I. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging (sukulen), serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah. Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan diserbuki oleh serangga tertentu (biasanya dari anggota Hymenoptera). Contoh dari suku ini anatara lain :
*      Ficus elastica Roxb. ex Hornem. Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai 20 - 30 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, warna coklat tua, permukaan halus, percabangan meyebar tak beraturan hingga membentuk pohon yang rindang, keluar akar-akar menggantung dari batang atau cabang yang sudah besar Daun tunggal, bertangkai, tersusun berseling (alternate), bentuk lonjong(elliptica), ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan mengkilat (nitidus), pada pohon yang masih muda panjang daun +/- 35 cm, lebar +/- 15 cm, setelah pohon menjadi dewasa rata-rata panjang daun menjadi lebih kecil dengan panjang +/- 10-15 cm dan lebar +/- 5-7 cm, daun muda berwarna merah hati setelah dewasa menjadi hijau tua, kuncup daun muda tertutup dengan selaput bumbung (ocrea) berbentuk kerucut tajam berwarna merah muda Bunga muncul di ketiak daun, berwarna merah kusam, penyerbukan sangat tergantung pada satu jenis kumbang Buah bulat telur, panjang +/- 1 cm, berwarna kuning kehijauan Perbanyaan Generatif (biji) dan vegetatif (pemisahan).
*      Ficus callosa, Wild

16.  Sapindaceae
Pohon berdaun tunggal, bunga kecil, tersusun dalam malai, uniseksual, buah bervariasi, buah kotak, batu dan berarilus. Adapun contoh dari family ini :
*      Dimocarpus longan, lengkeng  adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari daratan Asia Tenggara. Tingginya  dapat mencapai  40 m dan diameter batangnya hingga sekitar 1 m. daun majemuk. Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80 cm panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Buahnya dapat dimakan, Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus)tipis berwarna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
*      Pometia pinnata, Matoa adalah tanaman khas Papua. Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang cukup keras. Rasa buahnya adalah campuran antara rambutan, durian, dan kelengkeng. Buahnya berbentuk lonjong dan seukuran buah pinang (keluarga Palem), ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna hijau kekuningan.
*      Harpulia sphaeroloba
*      Litchi chinensis (1823), merupakan pohon yang tertua yang terdapat di Kebun Raya Bogor.
17.  Apocynaceae
*      Cerbera adollam, Bintaro
*      Dyera costulata,Jelutung. Pohon ini dapat tumbuh hingga 60 meter dengan diameter sebesar 2 meter. Pohon ini tumbuh di semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra dan bagian selatan Thailand.
*      Alstonia scholaris,  biasanya disebut pohon Blackboard, pohon setan India, Ditabark, Milkwood pinus, White cheesewood dan pulai; Echites syn scholaris L. Mant.., Pala Roberty scholaris L.) adalah cemara , pohon tropis asli ke benua India dan Asia Tenggara.

18.  Sapotaceae
Pohon bergetah putih memiliki pola percabangan ketapang, daun tunggal, berseling, tepi daun rata, bunga biseksual, berumah dua. Pada pengamatan terdapat beberapa contoh dari suku ini, yaitu :
*      Payena leerii, Nyatoh, adalah salah satu jenis tumbuhan yang menghasilkan kayu komersial
*      Chryssophyllum cainito, Sawo Duren. Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (erennial), tinggi 15 – 20 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar. Daun tunggal, warna permukaan atas hijau – bawah cokelat, panjang 9 – 14 cm, lebar 3 – 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), tidak pernah meluruh Bunga Buah buni (bacca), bulat, warna hijau keputih-putihan, dengan biji hitam, pipih, panjang sekitar 1 cm, berkeping dua Perbanyaan Generatif (biji)
*      Palaquium gutta,adalah salah satu tumbuhan asli Nusantara yang tersebar di Indonesia bagian barat dan Semenanjung Malaya. Tumbuhan ini juga terdapat Australasia, Taiwan bahkan sampai ke Kepulauan Solomon. Dengan cirri-ciri pohon dengan tinggi sampai 30 meter dan diameter 0,5 meter, berbatang tegak dengan warna merah kecoklat-coklatan,  berdaun tunggal dengan bentuk bundar telur sungsang sampai jorong, pola percabangan seperti ketapang, dan dapat tumbuh di hutan tanah rendah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
*      Manilkara kauki, Sawo Kecik adalah sejenis tanaman penghasil buah pangan anggota suku sawo-sawoan atau Sapotaceae. Tumbuhan berbentuk pohon ini biasanya berfungsi sebagai tanaman hias pekarangan dan pelindung. Pohon ini menyukai dataran rendah hingga sedang.
*      Mimusops elengi, Tanjung dengan cirri-ciri yaitu Daun-daun tunggal, tersebar, bertangkai panjang; daun yang termuda berambut coklat, yang segera gugur. Bunga berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun. Buah seperti buah buni, berbentuk gelendong, bulat telur panjang seperti peluru, 2–3 cm, akhirnya merah jingga, dengan kelopak yang tidak rontok. Biji kebanyakan 1, gepeng, keras mengilat, coklat kehitaman. 

19.  Clusiaceae
Salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa.
*      Calophyllum inophyllum, Nyampung dengan daun  tunggal, bersilang berhadapan, bulat memanjang atau bulat telur.
*      Keluarga Jambu-jambuan (Garcinia sizygiifolia). Tanaman ini hampir menyerupai tanaman manggis. Hal ini terlihat jelas pada bentuk daunnya.
*      Mammea (Mammea siamensis). Tanaman ini memiliki getah yang berwarna kuning.

20.  Anacardiaceae
*      Gluta wallichii. Tanaman ini merupakan tanaman penghasil getah beracun. Ditanam pad tahun 1866.
*      Bouea oppositifolia (Roxb)

21.  Dipterocarpaceae
sekelompok tumbuhan pantropis yang anggota-anggotanya banyak dimanfaatkan dalam bidang perkayuan. Suku ini praktis semuanya berupa pohon, yang biasanya sangat besar, dengan ketinggian dapat mencapai 70-85m. Hutan Kalimantan merupakan satu pusat keragaman suku ini. Karena banyak dieksploitasi, beberapa anggota penting suku ini telah masuk dalam Red List IUCN sebagai spesies terancam punah.
*         Dipterocarpus turbinatus, Spesies ini merupakan tanaman yang memiliki buah bersayap. Sayap terdiri dari tiga hingga lima helai sayap. Tanaman ini banyak tumbuh di hutan dataran rendah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu lapis (Plywood).
*         Vatica pauciflora, Resak.
*         Hopea sangal, Merawan. Berbanir papan.
*         Dryobalanops aromatic, Kamper.  Perbedaannya dengan kamper tanduk adalah daun kamper ini lebih kecil dari pada kamper tanduk.
*         Shorea pinanga, Meranti Merah.
*         Shore leprosula, Meranti. Merupakan pasangan pohon jodoh dengan Ficus albipila.

22.  Thymelaceae
*      Aquilaria malacensis, Gaharu. Pentebarannya di Sumatra dan kalimantandi dalam hutan primer, pada ketinggian 1200-1600 mdpl.
*      Gyrinops vesteeghii

23.  Annonaceae
*      Stelechocarpus burahol, Burahol merupakan tumbuhan yang memiliki buah jenis cauliflora (menempel di batang). Manfaat buah tersebut adalah dapat digunakan sebagai pengurang dan penghilang bau badan.

24.  Burseraceae
*   Canarium zeylanicum, Kenari. Kenari memiliki daun yang imparipinate, yakni di ujung ranting terdapat anak daun dan bersifat resinus (harum).

25.  Tanaman lainnya
*   Victoria Amazonia, Teratai. Daun tebal dan terdapat duri pada bagian bawah daunnya.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati yang terlihat dari Kebun Raya Bogor dengan berbagai koleksi tanaman-tanaman, pepohonan dan hewan (burung) yang ada di Indonesia dan ada beberapa diantaranya berasal dari luar Indonesia. Pembangunan taman-taman dan fasilitas penunjang di Kebun Raya Bogor juga dapat menunjang berbagai kegiatan yang menjadi tujuan pembangunan Kebun Raya Bogor. Selain untuk proses pembelajaran dan wisata, Kebun Raya Bogor juga mempunyai nilai estetika yang tinggi.


5.2 Saran

Dalam menunjang proses perkuliahan atau praktikum dendrologi yang selanjutnya, dianjurkan memperlihatkan contoh-contoh daunnya tidak hanya dalam praktikum, tetapi juga dalam proses perkuliahan. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat dengan mudah mengetahui dan menghafal daun-daun yang akan diujikan dalam ujian daun.


Tidak ada komentar: